Wednesday, February 13, 2008

|fashion therapy|


Saya nggak bisa dibilang seorang fashionista, secara saya paling males jadi budak mode dan gak punya cukup energi (dan duit,tentunyaaa) buat sebentar-sebentar meng-upgrade koleksi di lemari baju (ngakunya sih begituu,tapi kenyataannya lemari pakaian saya udah hampir meledak karena kepenuhan.Boleh dibilang gaya berpakaian saya biasa-biasa aja lah, apalagi jaman kuliah (saya kuliah di fakultas teknik,dimana mandi pagi dan memakai parfum saja bisa dibilang sebagai fashionable). Kerjaan pertama saya juga nggak mendukung saya buat meng-upgrade tampilan supaya lebih sophisticated, yang ada rekan-rekan kantor saya suka curigaan kalo saya tampil lebih rapi dan feminin sedikit aja (mau selingkuh ya?ada kencan ya?).
'Perkenalan' saya dengan fashion baru terjadi sekitar dua tahun lalu. Ketika nasib membawa saya bersekolah di milan,italy.
Agak aneh kalo dipikir-pikir sebenernya,makhluk cuek seperti saya bisa mendarat di salah satu fashion kapital dunia.Sungguh mati bukan nama-nama besar seperti D&G dan Prada yang membawa saya kesana.
Hari pertama bersentuhan dengan Milan, saya cukup terkagum-kagum. Gimana enggak, ternyata pengukuhan Milan sebagai fashion capital itu bukan cuma asal pilih. Sebagian besar orang yang lalu-lalang di jalan, tampak begitu memperhatikan penampilannya.Bahkan nenek-nenek pun masih mengenakan lipstik merah dan menenteng tas Prada. Laki-lakinya juga nggak kalah..sepatunya keren-keren dan tas kerjanya stylish (baca: bermerk)..hahaaha...mitos bahwa di itali tukang sapu jalanan aja ganteng,ternyata bener juga..huh!
ohhhhhhh...lalu bagaimana nasib saya??si walking fashion disaster ini????jujur..awalnya saya agak 'gentar' juga. Pasalnya, orang Itali itu suka 'usil' sama penampilan orang lain,meskipun gak separah orang indonesia,sih.hehehe.
Untungnya, saya sekolah di sekolah desain.Anak-anaknya lumayan cuek,tapi uniknya setiap orang seperti punya 'fashion statement' masing-masing.Lama-lama 'energi' mereka menular juga. Saya mencoba berubah.Nggak drastis sih, lagian saya nggak lahir dengan rasa pede yang berlebih. Tapi at least,hari demi hari, saya mencoba untuk menunjukkan diri saya lewat hal-hal yang saya pakai. Saya bosan jadi miss boring when it comes to fashion.

fashion 'guru' saya lumayan banyak. Dimulai dari temen satu flat saya yang sangat stylish. Orang-orang yang saya temui di jalan, guru dan staff di sekolah, mbak-mbak penjaga toko di san babilla. Apalagi kemudian saya punya roomate dua cewek yang lagi belajar fashion (dari mereka saya belajar bahwa fashion itu art dan butuh kerja keras yang luar biasa).Oiya juga teman saya di kantor waktu 'internship',cewek ini luar biasa unik,dia suka bikin aksesoris dari benda-benda yang ada di rumahnya. Kalung kertas,anting kain. Oh, juga mantan boss saya yang mengajari saya bahwa 'ketidaksempurnaan bentuk tubuh bukanlah halangan untuk jadi fashionable'.
mulailah saya mencoba sedikit demi sedikit untuk lebih memperhatikan diri saya.

Ternyataaaaaa...rasanya enaaaaaakkkk luar biasa.Perasaan yang ngga pernah saya rasain sebelumnya.Di kehidupan saya yang dulu (duhhh kesannya).Dulu saya terlalu risih dan perdulian sama pendapat orang lain tentang saya. Saya takut pake ini itu,takut dapet cap tertentu. Saya menghindari ini dan itu karena tidak sesuai dengan image tertentu yang ingin ciptakan.Belum lagi mulut-mulut usil yang bikin malas untuk berani bereksperimen.
Saya nggak ngira,ternyata fashion itu bukan cuma sekedar panduan untuk bergaya-gaya. Fashion can be a therapy, something to make you feel good. Ini nggak gombal,dan bukan justifikasi buat belanja lebih banyak lagi,hehehehe.But it really does feel like that.Lagian saya nggak berdandan buat orang lain,saya berdandan untuk diri saya sendiri, inilah statement yang perlu saya keluarkan tentang diri saya. Orang-orang kantor mungkin bilang saya mut-mutan. Kadang bisa tampil rapih kadang cuek seperti mau ke kampus. But again,that's me,i am a very moody person..heheheh.

Saya yang sekarang adalah achievement pribadi yang cukup bikin saya bangga. Saya nggak sekeren si siapa tuh di Devil Wears Prada,sih. Tapi...at least saya sudah merasa 'enak' dan lebih berani untuk jadi diri saya sendiri...meskipuuun,at some point,ternyata saya memang harus banyak bertoleransi pada sekitar saya dan orang-orang terdekat saya. Yah pilih-pilih sikon lah,saya rasa itu yang terbaik. Lagian, males banget kalo disuit-suitin sama abang-abang cuma karena 'inner voice' saya berbisik di pagi hari bahwa saya harus pake rok mini ke kantor( FYI,daerah kantor saya sangat dekat dengan sarang premanisme,hahahhhah).sayangnya..saya mendingan setiap hari pake celana panjang ketimbang harus bagi-bagi pemandangan betis buat orang-orang yang gak mutu,uhuhuhuhuhuhu.


|untuk temanku nona F|

1 comment:

cheapdrunk said...

eniraaaaaaaaaaaaaa!
just felt like someone is slapping me in the face, plak!
miss you much babe! wish you work around sudirman, secara mungkin gue bisa bertemu the now enira, bet i dig her more than the before enira :)