Tuesday, March 18, 2008

.....











kau,
kunantikan.

Sunday, March 16, 2008

|Pacific Place|

Mall yang relatif masih baru ini pada awalnya cukup menarik perhatianku karena aku suka banget sama food court-nya (ada air dan kapal-kapalannya itu lho,heheheh...nyenengin banget!). Terus finishing mall yang mewah bikin overall look-nya jadi berkelas banget. Cocok banget lah, secara dia gandengan sama hotel Ritz Carlton.
Hari ini aku mesti ketemu klienku disini, dan karena traffic yang nggak terlalu padet, aku bisa dateng setengah jam lebih awal dari waktu yang ditentuin (bravo,im not a cliche indonesian!heheheh). Maka berkeliling-kelilinglah aku di dalam 'perut' pacific place. Toko-tokonya sih banyak yang menarik,plenty of good brands. Jadi lumayanlah buat cuci mata. Semakin lama aku berkeliling, ternyata ada beberapa point yang bisa jadi kritikan buat si mall. Beberapa diantaranya cukup ganggu, point-point itu antara lain :
1. Skala dan skala
terus terang aku agak terganggu dengan skala ruang di mall ini. Sangat tidak 'intimate'. Ataukah mungkin disengaja oleh perancangnya, untuk menekankan kesan 'grand' dan mewah, mungkin? untuk first impression (which is at the lobby/atrium) sih oke-oke aja..cuma semakin lama aku jalan, semakin capek dibuatnya, cukup sulit untuk melihat hal-hal apa yang ada di lantai berikutnya dari void ataupun dari eskalator, karena ketinggian perlantai yang cukup jauh.
2. I need a break, where's the bench?
inilah yang paling nggak masuk akal buat aku. Di saat trend dunia adalah menciptakan space yang user-friendly , mall ini sama sekali nggak mikirin pengunjungnya. Di saat mall-mall lain berlomba-lomba memberikan space untuk istirahat sejenak senyaman mungkin, di mall ini aku nggak berhasil menemukan satu bangku pun di area sirkulasinya dan bahkan nggak ada space untuk duduk di atriumnya. Apa memang tujuannya adalah me-push pengunjung untuk masuk kafe saban kali kakinya pegel?tsk tsk tsk..how inhuman.
3. What a boring atrium!
reception area-nya plain banget..air mancur-nya meskipun oke, tapi karena nggak ada space buat orang untuk duduk jadi plain juga. pajangan mati. bikin atriumnya cenderung kosong tanpa aktivitas (perbandingannya sama atrium di PS yang sangat 'hidup'). Aku inget sama perkataan dosenku dulu, bahwa suatu ruang bisa dibilang sukses kalau terjadi berbagai aktivitas di dalamnya.Sementara atrium mall ini hanya dijadikan ruang antara, ruang bagi pengunjung untuk bengong,melihat ke atas,kiri dan kanan, dan kemudian melanjutkan lagi perjalanannya.
4. Lift me up!
Mall ini gede banget dan jumlah lift-nya yang cuma 3 (dan cuma ada di salah satu sisi mall) bikin pengunjung yang bawa orang tua atau baby stroller jadi agak kecapean..hehehe...lumayyyyan buat olahraga..

Begitulah kritikanku buat mall ini..hahhahha...sok tau banget ya..tapi boleh dong, namanya juga user yang baik, harus kasih masukan. Siapa tau ada pihak mall yang mampir ke blog ini dan baca postinganku :D

(photo source : http://baby-ape.blogspot.com)

Thursday, March 13, 2008

|bag lady|

I recently read about a really interesting project done by FABRICA (www.fabrica.it). The organisation was being established in 1994 by the founder of BENETTON group (http://www.benetton.co.it) Luciano Benetton. The sole purpose of this organisation is to act as a breeding ground for 40 artists each year who devote themselves entirely to creative studies for one year. They've done several projects and they exhibit it all over the world.
The project i read is actually derived from a pretty simple idea. Fabrica sent blank notebooks to participants from across the world and their task is just to fill the pages up with whatever they want, expressing themselves in those blank pages with whatever media. And after the notebook's filled up, they had to send it back to FABRICA.
Amazing things appeared on those pages for sure, all kinds of expressions can be found there in so many languages! FABRICA set an exhibition for the finished pages (it's called the 'COLORS NOTEBOOK' exhibition), and it's very interesting to look at. I adore the idea of collecting a 'notebook' as the media of expression, and im loving the fact that it comes from people all over the world..somehow it symbolizes a very good message, that we might be different people from different countries,
different way of thinking, different tradition, different looking,etc..but the differences is actually an art of its own,it's the element that makes it unique..and it's nothing but beautiful when it's blended together as a unity. I think that's how we should look at the world, no? a beautiful unity of too many different and unique objects..

And to be honest, this one object was the one which really got my attention :
hahhahahahah.....(teteuuuuup masih gak bisa jauh2 dari topik cinta2an...dem)

i hope the "BAG LADY" there means the same as what Erykah Badu had meant for her song. Because then i can't be more agree with her attitude toward that matter...
|The song is about a woman trying to begin anew in a relationship but she has too much emotional "baggage", and can't get close to people. The moral of the song is to "pack light", and have hope for the future|


(source : bag lady definition = http://www.answers.com/topic/bag-lady?cat=entertainment, photos = http://pingmag.jp/2008/02/01/fabrica/)



Monday, March 10, 2008

|Gila karena kerjaan/Pekerjaan gila|

(caution : this posting might contain spoiler!)

"Dem..Orang bisa jadi gila karena kerjaannya bikin dia stress atau emang kerjaannya yang emang gila?"

Ini pikiran yang memenuhi kepala gw pasca nonton film 'Michael Clayton'-nya George Clooney. Apakah kegilaan itu muncul karena faktor manusianya (gw pernah baca bhw depresi n schizoprenia itu bisa disebabkan oleh faktor genetik) ato emang pekerjaannya yang emang gokil?or both?
bukan rahasia lagi sih kalo Lawyer itu kerjaan dgn stress tingkat tinggi, apalagi kalo harus jadi Devil's advocate. Masalahnya, sampai kapan kita bisa meninggalkan nurani kita?sejahat-jahatnya orang, nurani pasti masih bicara (jadi inget film 'Leon' si assasin).
Dalam film Michael Clayton, pak Arthur yang tadinya adalah kepala tim pembela untuk sebuah perusahaan busuk dlm kasus class-action senilai 3 billion dollar, berbalik menjadi membela penggugatnya..menyebarkan fakta busuk yg selama ini dia ketahui dan disimpannya rapi..dia menderita manic depressive yang mungkin dipicu oleh konflik batinnya. Pak Arthur mati dibunuh hanya karena tiba-tiba dia memilih mendengarkan nuraninya bicara.

Lain lagi dengan karakternya Tilda Swinton (kalo nggak salah namanya Karen). Dia jelas dalam keadaan sehat dan sadar waktu memerintahkan kaki tangannya untuk membunuh pak Arthur yang telah lepas kontrol, potensial membuat perusahaan tempatnya bekerja dalam bahaya. Ibu yang perfeksionis ini (dia terus berlatih pidato didepan cermin sblm meeting dan meluruskan bajunya hingga licin berulang-ulang) nampak tidak memiliki masalah kejiwaan, namun pekerjaannyalah yang membuatnya berbuat gila. Padahal, option yang diambil (membunuh) adalah option yang mungkin bisa dihindari olehnya dalam kapasitasnya sebagai pengacara perusahaan. Kombinasi antara jabatan,tanggung jawab,pertaruhan reputasi dan uang yang terlibat (3 billion dollar,bok!) ternyata juga melahirkan kegilaan.

Karakter George Clooney (as Michael Clayton,brilliant!) mungkin adalah karakter yang paling 'kasihan'. Orang ini terjebak dalam pekerjaan 'kotor' sampe2 dia diibaratkan sebagai janitor, si tukang bersih-bersih. Dibilang lawyer bukan, tapi dia kerja di lawfirm..bahkan dia sendiri pun nampak sedikit tak nyaman dengan posisinya ini. Pak Clayton jelas masih punya nurani (paling nggak dia sayang sama anaknya, masih dateng ke acara ultah bapaknya dan nggak striptease di depan kliennya,heheheh). Bapak ini digambarkan terjepit, antara membela sahabatnya yang gila atau menghianatinya demi keuntungan lawfirm tempatnya bekerja. Ini terlihat jelas dalam suatu adegan antara Clayton dengan Arthur :

Michael Clayton: I am not the enemy.
Arthur Edens: Then who are you?

setelah dialog selesai diucapkan, nampak Clayton yang tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Mungkin di kepalanya juga terngiang pertanyaan yang sama..
kalaupun pada akhirnya dia menjadi hero, itu dilakukan karena nyawanya terancam. Pun ketika dia memilih untuk menghianati sahabatnya untuk uang, itu dilakukan untuk melepaskan diri dari hutang, bukan murni keserakahan. Jadi, siapakah dia?si bad guy atau si good guy?

"I'm not the guy you kill. I'm the guy you buy! Are you so fucking blind that you don't even see what I am? I sold out Arthur for 80 grand. I'm your easiest problem and you're gonna kill me? "

atau kalimat terakhirnya kepada Karen, si arsitek pembunuhan gagal, yang lebih tepat menggambarkannya :

" I am Shiva. The God of Death "

hati-hati memilih pekerjaan...pekerjaan yang gila bisa membuat kita ikut gila, menjadi dewa kematian bagi orang lain dan diri kita sendiri. mengerikan.

Sunday, March 02, 2008

|unzip|






"
you know what?

i think im gonna rock on!!"













|hanya satu permintaan sederhana : jangan biarkan saya lelah menanti..kata-kata yang pernah menggantung di udara itu, jawablah..|

|as MAD as a hatter|


Malam ini berakhir dengan buruk.
Keceriaan karena pernikahan sahabat dekat, pertemuan dengan teman-teman lama dan obrolan ringan-santai di mobil (saya bersama pacar saya dan dua teman..satu laki-laki dan satu perempuan), menguap hilang begitu saja lantaran kejadian konyol dengan mobil kijang biru butut berpelat titik-titik-titik-titik GK.
Sungguh saya nggak ngerti apa yang ada di kepala bapak yang menyetir mobil itu. Seenaknya dia menyelip paksa mobil kami,menabrak, lalu kabur bak maling mobil kelas kakap. lihai bener gayanya..untung Pacar saya (yang panas hatinya karena kelakuan kampungan bapak dengan kacamata tebal dan kumis melintang itu) punya nyali pembalap F1. Maka terjadilah kejar-kejaran sepanjang Mal Taman Anggrek -tanjung duren-roxy mas dan berakhir di jatibaru!!bayangkan!!!huhuhuhu...
Konyolnya, setelah dua kali berhasil kami pepet di dekat lampu merah, bapak ini bukannya dengan jantan turun dan mengakui (atau membantah,kalau dia memang keterlaluan gilanya) kesalahannya. alih-alih minta maaf dia malah dengan nekat menginjak gas dan kabur. Lagaknya sudah bak buronan yang habis menjarah satu trilliun dari Bank. Edan!
Mujur bagi kami (sial buat si om buron) , setelah berhasil menghilang di antara gang-gang di belakang roxy mas, si om rupanya jadi besar kepala dan yakin kalau kami tidak lagi mengejarnya. Entah kenapa, dia berhenti di pinggir jalan, seolah menyodorkan diri kepada kami. HA!!GOTCHA!!
Ternyata om Buron asli sinting..
setelah kepepet dan terpaksa turun dari mobilnya (dia bersama seorang perempuan yang katanya adalah istrinya) terjadilah perang mulut..seperti yang sudah diprediksi. bisa-bisanya dia mencoba memutarbalikkan fakta bahwa kamilah yang gila karena mengejar dirinya..dia mencoba meraih simpati orang-orang yang mulai berkerumun (dan tentunya tidak tahu persoalan) bahwa kami adalah segerombolan anak muda yang maunya main kasar. eh?hello??!
nggak salah apa?orang-orang yang melihat juga sepertinya sadar bahwa penampilan kami yang berkebaya,bergaun,berjas dan berdasi (maklum baru banget pulang kondangan) jauh banget dari citra 'anak-anak muda yang main kasar'.
Yang lebih memuakkan lagi, setelah nampaknya strategi gertak sambalnya gagal, dia menunjukkan sebuah kartu di dompetnya. kartu yang ada tulisan salah satu instansi aparat hukum. Dengan dingin dan datar pacar saya bilang, 'Ya terus apa maksudnya anda kasih lihat saya kartu itu?' (owh he's really cool when he said that...heuheuheuhe...).
Singkat kata, urusan berakhir ketika si om dengan gaya arogan menyerahkan uang ganti rugi kerusakan mobil (dia bilang ke istrinya, 'Ma, lima ratus ribu' seolah sang istri adalah bendahara yayasan). Tidak sepotong pun kata maaf terucap. Dia menyerahkan uang seolah kami adalah tukang palak kelas teri yang mengincar duitnya (plis deh om, daripada mobil om masih lebih bagus mobil kita..soal penampilan juga jelas kita lebih kinclong..). Sebenernya kita nggak kepingin-kepingin amat sama uang ganti rugi itu (toh mobilnya diasuransi) tapi karena sikap si om yang sangat tidak bertanggung jawab, pacar saya ngotot bahwa manusia jenis si om ini harus diajarin untuk menyadari dan membayar kesalahannya.
Luar biasa memang manusia jenis om buron ini...yang lebih baik lari dari kesalahannya meskipun untuk itu dia harus mengajak istrinya dalam kejar-kejaran yang menantang bahaya (pacar saya juga mungkin sedikit gila,heheeh, but he's got a point here..and at least he's at the right side)
Jujur, sebenarnya kaki saya agak gemetar ketika ikut turun dan 'ambil suara' dalam debat kusir itu. Bukan apa-apa, saya takut si om melakukan tindakan tolol, seperti mengacungkan pistol misalnya atau tiba-tiba main pukul..kita kan nggak pernah tau kegilaan macam apa yang bisa dilakukan orang-orang seperti ini (it's really obvious that crime news has made me a bit paranoid)

Pertanyaan besar malam ini : inikah wajah Indonesiaku?
orang setengah baya yang harusnya mulai arif bijaksana karena umurnya (terlebih kalau memang benar dia seorang aparat) lebih memilih lari daripada menyelesaikan perkara dengan cara orang terpelajar. Gak heran kalo hukum di negara ini carut-marut..rupanya selembar kartu 'sakti' dianggap bisa mengebalkan seseorang dari kesalahan hukum dan membuat orang-orang yang benar dan menuntut haknya menjadi seperti maling cucian.
tsk tsk tsk..

Setelah agak jauh dari tempat kejadian (untuk beberapa saat kami terdiam,sangat tidak mengenakkan) barulah bisa sedikit tertawa karena menurut teman saya (dan dia yakin 100% pada hipotesisnya), om tadi bukannya gila, melainkan kabur karena sebenernya dia lagi selingkuh sama tante di sebelahnya. Kami mulai tertawa-tawa konyol, apalagi mengingat gaya saya yang berteriak pada si om agar berhenti sambil mengacungkan sumpit (kebetulan suvenirnya sumpit).hehehehehe...
malam ini terasa absurd.ya kelakuan si om, ya kelakuan kami..entahlah.


|g'nite..semoga malam ini kamu dihadiahi mimpi yang indah|

Saturday, March 01, 2008

|saya,tukang taksi,nasib|

Hari jumat kemarin tiba-tiba saya harus ketemu klien di kawasan Kuningan. Mobil kantor sedang tidak ada di tempat, yang artinya saya harus keluar dan menunggu taksi. Di luar hujan gerimis, hati saya mulai ketar-ketir..urusan cari taksi jadi agak ribet kalau cuaca sedang tidak bersahabat. Apalagi jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, hampir waktunya orang pulang kantor a.k.a rush hour (dan saya baru mau berangkat meeting,ha!).
Setelah berdiri manis di pinggir jalan selama hampir 20 menit, saya akhirnya menyerah pada idealisme saya, tidak lagi hanya menyetop taksi berwarna biru berlambang burung, satu-satunya taksi kepercayaan saya. Tidak sampai 5 menit berhentilah sebuah taksi agak butut berwarna hijau dan oranye. Uh-oh...saya memasuki taksi dengan panik...mengutuki keputusan radikal yang saya buat dan ambil sendiri. Sialnya, saking ribet dengan payung dan barang bawaan yang agak banyak, nomer ID di badan taksi sampai kelupaan saya ingat-ingat. Boro-boro sempat melihat plat nomer. Uhhhh....kenapa bisa seceroboh ini,sih??biasanya saya paling rajin melihat dan mencatat nomer ID taksi yang saya naiki.
Akibatnya, setelah mengatakan arah tujuan kepada sopir taksi, saya mulai sibuk membaca doa. Tak lupa juga saya sms pacar saya, memberitahukan bahwa saat ini saya sedang berada di dalam taksi antah berantah menuju Kuningan, dan juga bahwa saya tidak ingat nomer taksi tersebut dan meminta dia untuk ikut berdoa demi keselamatan saya...
Setelah setengah jam berada di dalam taksi, saya mulai capek dengan segala kekhawatiran itu dan mulai mengutuki berita-berita di koran dan acara kriminal televisi yang telah sukses merasuki pikiran saya..bikin paranoid aja!! Tapi tetep aja masih berharap bahwa hari ini nasib saya tidak jelek, semoga hari ini saya tidak akan menjadi salah satu dari deretan panjang korban perampokan di dalam taksi. Sudah saya relakan handphone,dompet dan barang-barang lain yang mungkin dianggap berharga (usb key?penggaris rotring?)dan berjanji bahwa saya tidak akan melawan kalau sampai (amit2..knock on wood!) dirampok..asal tubuh saya selamat,tidak tersentuh dan utuh.
Di tengah pikiran yang menggila, tiba-tiba si sopir berkata pada saya :
'Neng, kelihatannya lagi buru-buru ya? semoga abis lampu merah ini nggak macet ya, biar bisa cepet sampe'
(hari itu jalanan macet berat, kami sudah mengantri di depan lampu merah selama setengah jam dan belum berhasil melewatinya)
Mendengar perkataan si abang berkumis lebat,beralis ekstra tebal dan berwajah agak preman tersebut, saya mencoba peruntungan saya dengan bersikap 'friendly'. Mungkin dengan begitu, si abang akan tergerak hati nuraninya untuk tidak menyakiti saya...so,pushing my luck, i began to talk to him..
lucunya, karena tidak sengaja melontarkan suatu kalimat dengan istilah bahasa sunda di dalamnya, saya jadi tahu bahwa si abang berasal dari Bandung. Dia pun tampak bersemangat ketika saya pun pernah tinggal selama 3 tahun di sana. Selanjutnya dia jadi bicara dengan bahasa sunda yang sangat faseh...bikin saya cengar-cengir sendiri karena sesungguhnya pengetahuan berbahasa sunda saya amat-sangat cetek.

Hari itu, 1 jam 45 menit di dalam taksi menuju Kuningan, saya diajari banyak hal :
1. Don't judge a book by its cover - si abang gahar yang bikin saya mengkeret setengah mati ternyata orang baik (at least dia tidak merampok saya dan bilang 'alhamdulillah' waktu taksi akhirnya sampe di tujuan)
2. Berhati-hati itu tetap perlu - saya pikir kebiasaan saya memberi info kepada orang terdekat tentang keberadaan saya adalah hal yang benar. Mengambil langkah pencegahan selalu lebih baik ketimbang menyesal belakangan karena lalai. Tapi jangan sampai kita jadi paranoid untuk bepergian di belantara Jakarta juga..tetep berpikir positif bahwa tidak semua orang berniat jahat, tapiiii jangan pernah lupa untuk selalu menaruh tas di posisi depan dan...ingat untuk berdoa sebelum bepergian :P
3. nasib baik vs. nasib buruk - suatu hal yang tidak bisa kita prediksi..tapi saya rasa bisa kita perkecil efeknya dengan bertindak 'bijaksana'. Jangan bersikap terlalu jumawa, instead be humble and respect others..kehidupan Jakarta yang membuat hati manusia-manusianya jadi keras mungkin bisa sedikit diperlunak apabila kita bisa menunjukkan sedikit saja empati kepada orang lain..semoga yang di 'Atas' sana akan mempertimbangkan lagi
mengenai nasib kita..


|listening to the buzz of traffic outside my window..i'm so lucky to be home..safe and sound|