Friday, April 21, 2006

hypocrite bitch

i don't want to hear about your 'heaven' ,it hurts my eardrums!

GOD I GOT SOME CRUCIAL QUESTIONs !!!
when is my turn to be eternally happy? (what is happiness anyway?) and is it ok if i get my own happiness by breaking someone else's neck?

go eat your fucking fake smile and swallow back your 'how nice im happy for you' go admit you want to puke and care not about 'properness'

thank God im 11076.729735569997 km away from reality's hell.

Saturday, April 15, 2006

beautiful souls

Kemarin, untuk yang pertama kalinya semenjak kurang lebih dua tahun lalu, gw dan temen-temen terbaik ngadain acara nginep-nginepan (baca : pyjamas party) lagi. Ritual yang jaman sekolah dulu (ihihi,berasa tuwir bgt gw) bisa kita lakuin hampir setiap weekend.
akhirnya kali ini,alhamdulillah,bisa terwujud lagi (meskipun ada yg berat banget minta ijin suami,hehehe..ya nggak bu?)

senangnyaaaa..

Malem itu, like the old times, kita bicara banyak,makan banyak dan tertawa banyak-banyak..life feels so kind to us when we're together. How i love my sisters.
Tapi lain dengan sewaktu sekolah dulu (again,i feel old,uhuhuh) kali ini kita nggak terlalu banyak bergosip tentang si ini si itu (ah well,except for mayangsari n gusti-nia, actually ;p) perbincangan kita lebih serius. Banyak yang lagi galau rupanya...

we're these confused bunch of twenty something gals :D

karir.uang.cinta.lelaki.jodoh.menikah.
sounds cliche stuffs girls would discuss..but really,they're BIG things now!
(a.k.a usia panik,hahhahah)

Ain't love grand? not so much..ternyata my dearly friends ini juga lebih banyak pakai rasio daripada cinta dalam memilih 'future' nya (so it's not just me..goood!) tapi pada akhirnya terjebak juga dalam kebingungan. Karena idealnya menikah = cinta+aman .
But now,in this crazy world, where can we find such an IDEAL man? what's ideal anyway? muka oke,karir bagus, bibit unggul,iman kuat, baik hati dan mencintai kita habis2an? well..itu cuma ada di dalam sinetron raam punjabi.
am i being cynical? yes i am..
because i don't wanna be superficial.

Kebingungan kita (me and my friends in this case) itu ternyata ada dikarenakan manusia (baca : lelaki, karena itu yg didiskusikan semalem,heheeh) punya jiwa. Dan meskipun tampak sempurna secara kasat mata (muka oke,karir bagus,iman kuat,baik hati) tetapi belom tentu di 'dalam'nya pun sempurna.
Banyak jiwa jiwa sakit.Banyak jiwa jiwa yang kecewa dan trauma.
Semua itu bikin kita terhenyak,takut,kecewa. kenapa?
karena dengan standar pemilihan yg kita tetapkan sendiri terhadap 'calon' kita, jiwa tidak diantisipasi. Karena cenderung nggak masuk hitungan, dan selalu ketahuan belakangan (disembunyikan) maka ketika kita tahu, kita kebingungan.
Perasaan cinta dan nyaman yang ada sebelum kita mengenal jiwanya, kita sangsikan.
Ironisnya, nggak ada jiwa yang sempurna (at least itu kesimpulan dari diskusi kami semalam)
Semua orang cenderung 'aneh' , dengan cara dan kadarnya masing-masing.
the word normal sounds weird once we realized this fact.
it is an utopian word. never exist.

Lalu kita harus apa ketika ternyata jiwa itu sakit? harus diberhentikankah hubungan? akan menderitakah kita kelak kalau diteruskan?
sejuta what ifs yang tidak membantu.

Di ujung diskusi (karena azan subuh udah memanggil kita untuk shalat lantas tidur) pertanyaan dan kebingungan besar masih bergayut. Tapi kita sama-sama setuju, bahwa mengharapkan kesempurnaan adalah bagai pungguk merindukan bulan.
Perlu ikhlas untuk menerima jiwa seseorang apa adanya..lebih baik dengan orang yg bisa mengakui kalau jiwanya sakit (bukan sakit jiwa tentunya) daripada dengan orang yg menafikan jiwanya. Selalu ada harapan untuk menjadi lebih baik buat orang-orang yang berani menggapai tangan orang lain untuk pertolongan daripada orang-orang yang berpaling dari kenyataan bahwa ia butuh pertolongan. Mungkin juga hati kita yang kecil itu menjadi 'luka' karena jiwa kita pun tidak lebih baik, dan tersentak ketika orang yg kita anggap sempurna ternyata tidaklah demikian. Hmm..lantas kenapa kita tidak saling menolong saja?

(girls, that's the main reason why we're being bestfriends rite? we help each other's souls.)

di ujung malam, pada akhirnya, kita cuma bisa berdoa kepada Tuhan. Semoga Dia menunjukkan kepada kita jiwa yang harus dipilih, disamping perolehan kasat mata yang cukup . Hanya Dia dan Dia sajalah yang Maha Mengetahui.

sail on girls,
good luck for our future..


jakarta, 15 April 2006

Wednesday, April 12, 2006

Saman


Seorang teman nitip minta beliin buku karya penulis Indonesia.
'Iya deh,ntar dicariin' jawab gue waktu itu,sok yakin. Dalam kepala ini udah kebayang bakal ngebeliin dia buku-bukunya Pramoedya aja, karena bakal jadi start yang bagus untuk mengenal sastra Indonesia. Lagian untuk mengenalkan sastra Indonesia kepada mahluk asing (baca : bule) yang melek sastra,nggak boleh pilih sembarangan buku. Karya-karya Pram yang sudah mendunia dan (ini menurut gueee) luar biasa itu, jadi pilihan yang nggak malu-maluin.Dia harus baca Bumi manusia (tiga lainnya nyusul aja ya..hihhih,gak ada duitnya).
Sampai di sebuah toko buku bergengsi di Plasa Senayan, buku yang dicari nggak ada (edisi bahasa Inggrisnya,tentu) karena udah keburu janji bakal bawa oleh-oleh buku dari Jakarta dan udah nggak punya waktu buat hunting lagi,akhirnya pilihan jatuh sama buku Saman-nya Ayu Utami yang baru-baru ini dibikin edisi bahasa Inggrisnya.
Wah,beruntung,ini juga buku bagus!meskipun beda sama gaya penulisannya Pramoedya, menurut gue buku ini juga brilian. Sampe sesek napas dulu waktu pertama kali baca.Lugas.Tajam.Jujur.Getir.Berani.Feminis.
Buku itu langsung gue beli (mahaaaaaalll.....buku indonesia harga bule,huh!sebal!)

Sampe di rumah, iseng-iseng liat liat bukunya..penasaran..satu halaman,dua halaman, sampe akhirnya gak kuat lagi nahan keinginan untuk baca buku itu sampai habis. Akhirnya minta 'izin' sama yang empunya buku itu kelak,hihihihihih,boleh gak dibaca dulu??dasaaarrr...borok sikutan (minjem istilah sunda-nya nyak gw = memberi sesuatu tapi kemudian diminta lagi) hihihih..abis gimana,penasaran bangett!!
Akhirnya membacalah gw,untuk yang kedua kalinya..
Seperti pada lazimnya buku terjemahan, banyak banget 'rasa' yang hilang, akibat perbedaan perbendaharaan dari bahasa satu ke bahasa lain. Ada kata-kata yang 'hilang makna' kalau diterjemahkan ke lain bahasa. Penerjemahnya sendiri juga mengaku kesulitan,terutama dalam menerjemahkan metafora, yang cukup banyak dipakai Ayu dalam buku ini ( contohnya 'tanak seperti nasi' akhirnya diterjemahkan menjadi 'bread fresh from the oven' )
Tapi secara keseluruhan,gw tetep enjoy baca buku ini. 'keterusterangannya' masih berasa, meskipun dalam edisi bahasa inggrisnya ini, Saman terasa lebih puitis. Beda sama 'feel' yg gw rasain dulu waktu baca edisi Bahasa Indonesianya.
but anyway, good job..

Gak sabar rasanya gw nunggu sampe temen gw itu selesai baca buku ini dan berkomentar. Diskusi sama dia tentang buku,asyik sih! Tapi rasa-rasanya untuk orang asing yang akan membaca buku ini, butuh background tentang budaya dan situasi kondisi di Indonesia. Orang yang 'blank' sama sekali tentang Indonesia, pasti bakal bingung dan merasa agak aneh (soal keresahan Laila tentang virginitasnya aja udah bisa jadi bahan perbincangan panjang dan menarik) . Yah itung-itung itu jadi tugas gue lah, berbicara tentang Indonesia yang bukan sekedar bicara tentang Bali atau terorisnya. Indonesia itu pulaunya ada 13.667, bung..ada banyak yang bisa dibicarakan!

tunggu hasil diskusinya entah kapan,heheheheeh!pasti menarik dan kalo ada mut ntar gw tulis deh (manusia mut-mutan begini..)

buona notte!