Monday, March 10, 2008

|Gila karena kerjaan/Pekerjaan gila|

(caution : this posting might contain spoiler!)

"Dem..Orang bisa jadi gila karena kerjaannya bikin dia stress atau emang kerjaannya yang emang gila?"

Ini pikiran yang memenuhi kepala gw pasca nonton film 'Michael Clayton'-nya George Clooney. Apakah kegilaan itu muncul karena faktor manusianya (gw pernah baca bhw depresi n schizoprenia itu bisa disebabkan oleh faktor genetik) ato emang pekerjaannya yang emang gokil?or both?
bukan rahasia lagi sih kalo Lawyer itu kerjaan dgn stress tingkat tinggi, apalagi kalo harus jadi Devil's advocate. Masalahnya, sampai kapan kita bisa meninggalkan nurani kita?sejahat-jahatnya orang, nurani pasti masih bicara (jadi inget film 'Leon' si assasin).
Dalam film Michael Clayton, pak Arthur yang tadinya adalah kepala tim pembela untuk sebuah perusahaan busuk dlm kasus class-action senilai 3 billion dollar, berbalik menjadi membela penggugatnya..menyebarkan fakta busuk yg selama ini dia ketahui dan disimpannya rapi..dia menderita manic depressive yang mungkin dipicu oleh konflik batinnya. Pak Arthur mati dibunuh hanya karena tiba-tiba dia memilih mendengarkan nuraninya bicara.

Lain lagi dengan karakternya Tilda Swinton (kalo nggak salah namanya Karen). Dia jelas dalam keadaan sehat dan sadar waktu memerintahkan kaki tangannya untuk membunuh pak Arthur yang telah lepas kontrol, potensial membuat perusahaan tempatnya bekerja dalam bahaya. Ibu yang perfeksionis ini (dia terus berlatih pidato didepan cermin sblm meeting dan meluruskan bajunya hingga licin berulang-ulang) nampak tidak memiliki masalah kejiwaan, namun pekerjaannyalah yang membuatnya berbuat gila. Padahal, option yang diambil (membunuh) adalah option yang mungkin bisa dihindari olehnya dalam kapasitasnya sebagai pengacara perusahaan. Kombinasi antara jabatan,tanggung jawab,pertaruhan reputasi dan uang yang terlibat (3 billion dollar,bok!) ternyata juga melahirkan kegilaan.

Karakter George Clooney (as Michael Clayton,brilliant!) mungkin adalah karakter yang paling 'kasihan'. Orang ini terjebak dalam pekerjaan 'kotor' sampe2 dia diibaratkan sebagai janitor, si tukang bersih-bersih. Dibilang lawyer bukan, tapi dia kerja di lawfirm..bahkan dia sendiri pun nampak sedikit tak nyaman dengan posisinya ini. Pak Clayton jelas masih punya nurani (paling nggak dia sayang sama anaknya, masih dateng ke acara ultah bapaknya dan nggak striptease di depan kliennya,heheheh). Bapak ini digambarkan terjepit, antara membela sahabatnya yang gila atau menghianatinya demi keuntungan lawfirm tempatnya bekerja. Ini terlihat jelas dalam suatu adegan antara Clayton dengan Arthur :

Michael Clayton: I am not the enemy.
Arthur Edens: Then who are you?

setelah dialog selesai diucapkan, nampak Clayton yang tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Mungkin di kepalanya juga terngiang pertanyaan yang sama..
kalaupun pada akhirnya dia menjadi hero, itu dilakukan karena nyawanya terancam. Pun ketika dia memilih untuk menghianati sahabatnya untuk uang, itu dilakukan untuk melepaskan diri dari hutang, bukan murni keserakahan. Jadi, siapakah dia?si bad guy atau si good guy?

"I'm not the guy you kill. I'm the guy you buy! Are you so fucking blind that you don't even see what I am? I sold out Arthur for 80 grand. I'm your easiest problem and you're gonna kill me? "

atau kalimat terakhirnya kepada Karen, si arsitek pembunuhan gagal, yang lebih tepat menggambarkannya :

" I am Shiva. The God of Death "

hati-hati memilih pekerjaan...pekerjaan yang gila bisa membuat kita ikut gila, menjadi dewa kematian bagi orang lain dan diri kita sendiri. mengerikan.

2 comments:

cheapdrunk said...

this is the reason why i love to talk to you babe..pasti ada aja chattingan kita berujung di blog, hihihi..

so anyway gara2 baca rottentomatoes elo ini (wink wink), gue jadi pgn ntn secara serius tuh pelem!

btw daritadi gue tungguin elo ngepost ini tauk!

miss_e said...

luv u too babe...thanks for reading (almost) everything here...wekekeek