Wednesday, April 12, 2006

Saman


Seorang teman nitip minta beliin buku karya penulis Indonesia.
'Iya deh,ntar dicariin' jawab gue waktu itu,sok yakin. Dalam kepala ini udah kebayang bakal ngebeliin dia buku-bukunya Pramoedya aja, karena bakal jadi start yang bagus untuk mengenal sastra Indonesia. Lagian untuk mengenalkan sastra Indonesia kepada mahluk asing (baca : bule) yang melek sastra,nggak boleh pilih sembarangan buku. Karya-karya Pram yang sudah mendunia dan (ini menurut gueee) luar biasa itu, jadi pilihan yang nggak malu-maluin.Dia harus baca Bumi manusia (tiga lainnya nyusul aja ya..hihhih,gak ada duitnya).
Sampai di sebuah toko buku bergengsi di Plasa Senayan, buku yang dicari nggak ada (edisi bahasa Inggrisnya,tentu) karena udah keburu janji bakal bawa oleh-oleh buku dari Jakarta dan udah nggak punya waktu buat hunting lagi,akhirnya pilihan jatuh sama buku Saman-nya Ayu Utami yang baru-baru ini dibikin edisi bahasa Inggrisnya.
Wah,beruntung,ini juga buku bagus!meskipun beda sama gaya penulisannya Pramoedya, menurut gue buku ini juga brilian. Sampe sesek napas dulu waktu pertama kali baca.Lugas.Tajam.Jujur.Getir.Berani.Feminis.
Buku itu langsung gue beli (mahaaaaaalll.....buku indonesia harga bule,huh!sebal!)

Sampe di rumah, iseng-iseng liat liat bukunya..penasaran..satu halaman,dua halaman, sampe akhirnya gak kuat lagi nahan keinginan untuk baca buku itu sampai habis. Akhirnya minta 'izin' sama yang empunya buku itu kelak,hihihihihih,boleh gak dibaca dulu??dasaaarrr...borok sikutan (minjem istilah sunda-nya nyak gw = memberi sesuatu tapi kemudian diminta lagi) hihihih..abis gimana,penasaran bangett!!
Akhirnya membacalah gw,untuk yang kedua kalinya..
Seperti pada lazimnya buku terjemahan, banyak banget 'rasa' yang hilang, akibat perbedaan perbendaharaan dari bahasa satu ke bahasa lain. Ada kata-kata yang 'hilang makna' kalau diterjemahkan ke lain bahasa. Penerjemahnya sendiri juga mengaku kesulitan,terutama dalam menerjemahkan metafora, yang cukup banyak dipakai Ayu dalam buku ini ( contohnya 'tanak seperti nasi' akhirnya diterjemahkan menjadi 'bread fresh from the oven' )
Tapi secara keseluruhan,gw tetep enjoy baca buku ini. 'keterusterangannya' masih berasa, meskipun dalam edisi bahasa inggrisnya ini, Saman terasa lebih puitis. Beda sama 'feel' yg gw rasain dulu waktu baca edisi Bahasa Indonesianya.
but anyway, good job..

Gak sabar rasanya gw nunggu sampe temen gw itu selesai baca buku ini dan berkomentar. Diskusi sama dia tentang buku,asyik sih! Tapi rasa-rasanya untuk orang asing yang akan membaca buku ini, butuh background tentang budaya dan situasi kondisi di Indonesia. Orang yang 'blank' sama sekali tentang Indonesia, pasti bakal bingung dan merasa agak aneh (soal keresahan Laila tentang virginitasnya aja udah bisa jadi bahan perbincangan panjang dan menarik) . Yah itung-itung itu jadi tugas gue lah, berbicara tentang Indonesia yang bukan sekedar bicara tentang Bali atau terorisnya. Indonesia itu pulaunya ada 13.667, bung..ada banyak yang bisa dibicarakan!

tunggu hasil diskusinya entah kapan,heheheheeh!pasti menarik dan kalo ada mut ntar gw tulis deh (manusia mut-mutan begini..)

buona notte!

No comments: